KAJIAN
POKOK-POKOK TAUHID
1.
Pengertian
Tauhid
2.
Pentingnya Tauhid
3.
Dasar
/ Landasan Tauhid
4.
Syarat
Kedua Syahadat
5.
Syahadat
Tauhid
6.
Syahadat
Rasul
A. Pengertian Tauhid.
Bahasa (lughat): Meng-Esakan –
Tiada duanya – Tiada sekutu – Tiada tandingan – Tiada yang setara. Istilah: Ilmu yang berhubungan dengan ke-Esaan Allah.
Secara garis besarnya, Tauhid berrti mensucikan Allah dari sifat-sifat
makhluk-Nya), seperti tersebut dalam QS. Al-Ikhlas:
Ayat
pertama: Menolak anggapan Tuhan
lebih dari satu, seperti:
1. Pendapat pengikut Nasrani:
1) Allah adalah satu dari yang
tiga. Al-Maidah: 73.
"Sesungguhnya kafirlah
orang0orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang
tiga", Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa.
2)
Tuhan itu
tiga. An-Nisa’: 171.
"Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam
agamamu[383], dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.
Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang
diciptakan dengan) kalimat-Nya[384] yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan
(dengan tiupan) roh dari-Nya[385]. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga",
berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah
Tuhan yang Maha Esa, Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit
dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara.
[383] Maksudnya:
janganlah kamu mengatakan Nabi Isa a.s. itu Allah, sebagai yang dikatakan oleh
orang-orang Nasrani.
[384] Maksudnya:
membenarkan kedatangan seorang Nabi yang diciptakan dengan kalimat kun
(jadilah) tanpa bapak Yaitu Nabi Isa a.s.
[385] Disebut
tiupan dari Allah karena tiupan itu berasal dari perintah Allah.
Pendapat pengikut Hindu
:
Adanya tiga Dewa:
1)
Brahma
(Pencipta).
2)
Wisnu
(Pemelihara).
3)
Syiwa (Perusak).
Ayat kedua: Menolak adanya tempat bergantung /
berlindung selain Allah. As-Syura: 9 / Al-Ankabut: 41.
"Perumpamaan
orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti
laba-laba yang membuat rumah. dan
Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka
mengetahui.
"Atau Patutkah
mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah pelindung
(yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang- orang yang mati, dan Dia adalah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Ayat ketiga: Menolak
anggapan Tuhan beranak, Al-Anbiya’:26.
"dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah telah
mengambil (mempunyai) anak", Maha suci Allah. sebenarnya
(malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan[957],
[957] Ayat ini
diturunkan untuk membantah tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik yang mengatakan
bahwa malaikat-malaikat itu anak Allah.
Menurut
Yahudi: ‘Uzair adalah anak Tuhan, dan Nasrani: Isa Al-Masih putra
Maryam adalah anak Tuhan. At-Taubah:30.
"Orang-orang
Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani
berkata: "Al masih itu putera Allah". Demikianlah itu Ucapan mereka
dengan mulut mereka, mereka meniru Perkataan orang-orang kafir yang terdahulu.
Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?
Ayat keempat:
Menolak
adanya sesuatu yang menandingi / menyamai Allah. As-Syura:11
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia,
dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat”.
B.
Pentingnya Tauhid
Tauhid adalah ajaran pokok dalam islam yang harus didahulukan
sebelum yang lainnya, seperti di sebutkan dalam HR Bukhari dari Ibni Abbas, ia
berkata:
قَالَ : " لما بعث النَّبِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّم َ - معَاذ بن جبل إِلَى نَحْو أهل الْيمن قَالَ لَهُ : إِنَّك تقدم على قوم
من أهل الْكتاب ، فَلْيَكُن أول مَا تدعوهم إِلَى أَن (يوحدوا الله ، فَإِذا عرفُوا
ذَلِك فَأخْبرهُم أَن الله - تَعَالَى - فرض عَلَيْهِم خمس صلوَات فِي يومهم وليلتهم
، فَإِذا صلوا فَأخْبرهُم أَن الله افْترض عَلَيْهِم زَكَاة فِي أَمْوَالهم) تُؤْخَذ
من غنيهم ، فَترد على فقيرهم ، فَإِذا أقرُّوا بذلك فَخذ مِنْهُم ، وتوق كرائم أَمْوَال
النَّاس " . البُخَارِيّ
“Tatkala Nabi saw
mengutus Mu’adz bin Jabal menemui penduduk Yaman, beliau berkata kepada Mu’adz:
“Dahulukan dari kaum Ahli Kitab, pertama ajaklah mereka agar men-tauhidkan
Allah. Apabila mereka sudah
mengetahuinya, beri tahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan shalat lima
waktu dalam sehari semalam, setelah mereka mau mengerjakan shalat, beri tahu
mereka bahwa Allah mewajibkan zakat harta (mal) yang di ambil dari orang-orang
kaya dan di berikan kepada orang miskin, setelah mereka menyadari tentang itu,
ambillah (zakat) dari mereka, dan jagalah harta manusia”.
Tauhid juga ajaran yang pertama kali
dida’wahkan oleh para rasul kepada kaumnya, seperti di sebutkan dalam
Al-qur’an:
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan
jauhilah Thaghut[826] itu".An-Nahl:36.
[826] Thaghut ialah syaitan dan apa saja
yang disembah selain dari Allah s.w.t.
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan
Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan
Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku". Al-Anbiya’:25.
C. Dasar / Landasan Tauhid
Dasar Tauhid: Syahadatain ( Tauhid dan Rasul):
اَشْهَدُ أَنْ
لآ اِلَهَ اِلاّّاللَّهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًارَسُوْلُ اللَّهِ
“Saya
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad
adalah utusan Allah”
Menurut bahasa, syahadat dan kata
jadiannya, seperti:
شَهِدَ – شَهِيْدٌ
– شَاهِدٌ – شُهُوْدٌ – شَهَا دَةٌ – شُهَدَاءُ
dalam Al-Qur’an memiliki beberapa arti:
1.
Bersaksi. Al-Maidah: 8 / Al-An’am: 130.
2.
Menyaksikan. Az-Zukhruf: 19.
3.
Menyatakan dan
mengetahui. Ali-Imran: 18.
4.
Mengakui /
sumpah. Az-Zukhryf: 86 / Al-Munafiqun: 1-2 / Ali-Imran:86.
5.
Hadir.
Al-Baqarah: 185.
6.
Mati
syahid. An-Nsa’: 69.
D. Syarat Kedua Syahadat
Syarat mengucapkan kedua syahadat antara lain:
1.
Berakal sehat.
2.
Di ucapkan
dengan bahasa arab.
3.
Tertib /
berurutan antara kedua syahadat.
4. Mengetahui artinya sekalipun secara mujmal (global). Muhammad: 19 / Al-Baqarah: 13.
4. Mengetahui artinya sekalipun secara mujmal (global). Muhammad: 19 / Al-Baqarah: 13.
5.
Tidak ada
paksaan (ikhtiyar). Al-Baqarah: 256.
6.
Tidak ragu dan
bersedia menerima islam. Yunus: 104-105.
7. Melepas agama / keyakinan yang menyalahi islam. Az-Zukhruf: 26-27 / Al-An’am: 153.
7. Melepas agama / keyakinan yang menyalahi islam. Az-Zukhruf: 26-27 / Al-An’am: 153.
8.
Teguh dan tulus
ikhlas menjalani agama. An-Nisa’: 146.
9. Taat kepada Allah dan rasul-Nya dan tidak berpaling dari-Nya. Al-Anfal:20. / An-Nur: 62.
9. Taat kepada Allah dan rasul-Nya dan tidak berpaling dari-Nya. Al-Anfal:20. / An-Nur: 62.
10. Lebih
mencintai Allah dan Rasul-Nya dari segalanya. At-Taubah: 24.
11. Mengembalikan
permasalahannya hanya kepada Allah & Rasul-Nya. An- Nisa’: 59
E. Syahadat Tauhid
اَشْهَدُ أَنْ
لآ اِلَهَ اِلاّّاللَّهُ
1. Konsekuensi
syahadat tauhid:
1) Meninggalkan
/ tidak menyembah tuhan selain Allah dengan segala macam bentuknya. Al-Isra’: 23.
2) Menyembah
Allah dengan tidak bercampur syirik / tandingan bagi Allah. An-Nisa’:36 / Al-Baqarah: 165.
2. Rukun
Syahadat Tauhid:
1)
An-Nafyu (meniadakan),
yaitu: لآ اِلَهَ (tiada Tuhan /
sesembahan).
2)
Al-Itsbat (menetapkan),
yaitu: اِلاّّاللَّهُ (menetapkan Allah sebagai Tuhan yang di sembah).
“…Maka barang siapa ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada
Allah….” QS.Al-Baqarah: 256:
Thaghut:
Setan / apa saja yang di sembah selain dari
Allah.
Keterangan:
“Maka barang siapa
ingkar kepada Thaghut”,
berarti “An-Nafyu” (meniadakan Tuhan). Sedangkan “dan beriman kepada Allah”, berarti “Al-itsbat” (menetapkan
Allah sebagai Tuhannya).
3. Syarat
syahadat Tauhid:
1)
Menjadikan Allah
sebagai pelindung hidupnya. Al-Baqarah: 257.
2)
Teguh
(Istiqamah). Fush-Shilat: 30.
3)
Lebih mencintai
Allah dari segala sesuatu. At-Taubah:
24.
4) Menyerahkan
segala urusannya kepada Allah. Al-An’am:
71 / Al-Imran: 122.
5)
Merasa tentram
dengan mengingat Allah. Ar-Ra’d: 26.
6)
Taat kepada
Rasul-Nya. Ali Imran: 31.
7)
Percaya kepada
Kitab yang di turunkan kepada Nabi Muhammad. Muhammad:2.
F. Syahadat Rasul
وَاَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًارَسُوْلُ اللَّهِ
1.
Konsekuensi
syahadat rasul:
1) Meyakini
kebenaran Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah.
Ali-Imran: 86 / 144.
2) Mentaati
syari’at beliau dengan menjalankan apa yang di kerjakan oleh beliau dan
meninggalkan apa yang di larangnya. Al-Hasyr: 7.
Ada
beberapa amalan pribadi Rasul tidak buat umatnya:
a.
Poligami, Nabi
boleh sampai 9 sedangkan umatnya max 4 istri.
b.
Boleh malakukan
wishol (menyambung puasa), sedangkan bagi umatnya haram.
c.
Tidak batal
wudhu’nya karena tidur.
d.
Tidak batal
wudhu’nya karena sentuhan dengan istri.
e.
“Tiga
perkara bagiku fardhu dan bagi kalian tathawwu’ (sunnah), yaitu Witir, dua
rakaat shalat dhuha dan shalat fajar”. HR. Hakim dan Ahmad.
2. Rukun
syahadat rasul:
1)
“Abduhu”
(Hamba Allah): Meyakini Nabi Muhammad sebagai hamba Allah / manusia
biasa. Al-Kahfi: 110. Beliau makan dan
minum seperti manusia lainnya. Al-Furqan: 20.
عن ابن مسعود رضي الله عنه قال النبي صلى الله عليه
وسلم إنما أنا بَشَرٌ مثلكم، أنسى كما تنسون، فإذا نسيت فذكِّروني.
Dari Ibni
Mas’ud, Nabi saw bersabda:
“Sesungguhnya aku adalah manusia seperti kalian, aku juga lupa
sebagaimana kalian lupa, ketika aku lupa maka ingatkanlah aku”.
Maksudnya:
Beliau saw di ciptakan dari materil yang sama, melalui proses yang sama seperti manusia pada
umumnya dan berlaku atas beliau apa yang berlaku atas manusia lainnya.
2)
“Wa rasuluh”
(Utusan Allah): Meyakini beliau sebagai Rasul Allah dan rasul terakhir.
Al-Ahzab: 40.
Kedua rukun tersebut
menafikan (meniadakan) dua hal:
1. “Al-ifrath” (berlebih-lebihan)
terhadap Nabi Muhammad, seperti mendewakan
/ menyembah beliau saw. Ali Imran:
79-80.
2. “At-tafrith” (meremehkan),
seperti anggapan bahwa Al-Qur’an adalah sihir dan sebaiknya tidak di turunkan
kepada orang miskin (Muhammad).
Az-Zukhruf:30-31.
3.
Syarat syahadat rasul:
1)
Menjadikan
beliau sebagai teladan hidup. Al-Ahzab:
21.
Mengenali kepribadian
beliau:
a. Berakhlak mulia, Al-Qalam: 4
Berkata ‘Aisyah: “Jika anda hendak melihat Al-Qur’an dapat berjalan dialah Nabi
Muhammad”.
b.
Bersih
tanpa dosa dan salah, Al-Fath: 2.
c. Bersifat “Ummi” (tidak dapat
baca dan tulis), Al-A’raf: 157./ Al-Jum’ah: 2.
d.
Tidak pernah berguru kepada
seseorang, An-Nahl: 103.
e.
Hidupnya sebagai “Rahmatan lil ‘Alamin” (rahmat bagi
seluruh alam, Al-Anbiya’: 107.
2)
Meyakini
kebenaran syari’atnya:
1. Ucapan beliau
(Al-qur’an) adalah wahyu dari Allah. An-Najm:4-5/An-Nisa’:
170.
2. Agama yang di bawa
beliau adalah agama haq. At-Taubah: 33.
3. Syari’at beliau
adalah syari’at yang membenarkan agama / Kitab sebelumnya (tidak bertentangan). Al-Baqarah: 97.
3)
Mencintai beliau
melebihi cintanya terhadap diri sendiri.
Al-Ahzab: 6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar