Apakah tata cara shalat karangan Nabi saw ?
Dalam sejarah Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad saw kita
hanya menemukan adanya perintah shalat lima waktu dan tidak disertai dengan
tata cara pelaksanaannya, seperti jumlah rakaat, gerakan maupun bacaannya. Sehingga muncul pertanyaan dikalangan umat
islam,” lantas dari mana tata cara shalat itu berasal”, apakah dari Allah atau dari pribadi Nabi saw?.
Perlu kita yakini bahwa Nabi saw adalah seorang ma’shum
(terjaga dari salah dan dosa) yang semua ucapan dan tindakannya berasal dari wahyu
Allah swt.
Allah berfirman:
وَمَا
يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى, إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى.
“Dan dia tidak berbicara menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tidak lain hanyalah
wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm::3-4)
Tata cara wudhu’ dan
shalat.
Menjelang waktu subuh setelah Nabi saw menerima perintah
shalat lima waktu, tidak lama setelah itu datanglah malaikat Jibril menemui
beliau saw untuk mengajari tentang tata cara pelaksanaan istinja’ (bersuci
setelah buang air), wudhu’ dan shala. Seperti disebutkan dalam hadis dari Usamah
bin Zaid, dari ayahnya (Zaid bin Haritsah), Nabi saw bersabda:
اتانى جبريل فى اول ما أوحى اليّ فعلمنى الوضوء والصلاة فلما فرغ الوضوء أخذ
غرفة من الماء فنضح بها فرجه ( احمد, الدارقطنى وحاكم) حسن.
Datang kepadaku Jibril diawal turunnya wahyu (shalat), maka
ia mengajari aku tentang tata cara wudhu’
dan shalat. Ketika selesai wudhu’ ia mengambil satu ciduk air maka ia
menyiramkan pada kemaluannya”. (HR. Ahmad, Daruquthni dan Hakim, hadis ini
hasan)
Jadi jelaslah bahwa tata cara thaharah, wudhu, dan shalat
yang selama ini kita jalani semuanya itu berasal dari Allah swt, bukan rekayasa
atau inisiatif Nabi saw secara pribadi. Semoga
bermanfaat buat kita semua, aamiin.
Kebenaran hanyalah milik Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar