Tauhid dalam Ibadah dan
Doa
1)
Kewajiban setiap
manusia secara umum:
a.
Beribadah.
QS. Adz-Dzariyat: 56.
“Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.”
b.
Berdoa
(mohon kepada Allah). QS. Mu’min:60.
“Dan Tuhanmu berfirman:
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”.
2)
Menjadikan Allah satu-satunya tempat mengabdi, memohon
dan berlindung. QS. Al-Fatihah: 5. Al-Baqarah:257.
Allah
Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
(kekafiran) kepada cahaya (iman).
3)
Tidak mencampur
dengan kemusyrikan
Dan
diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.QS. Al-Baqarah: 165.
Contoh:
1.
Bersekutu dengan
setan / jin. QS. Jin: 6 / Maryam: 44 /
Yasin: 60.
Dan
bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan ( [3]
) kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka
jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. QS.Jin:6.
2.
Menyembah bulan
/ matahari. QS. Fushshilat: 37.
Janganlah
sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika
Ialah yang kamu hendak sembah.
3.
Menyembah
berhala: QS. Al-An’am: 74.
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya,
Aazar ( [4]),
"Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya
aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata."
4.
Menyembah Nabi
dan Malaikat. QS. Ali-Imran: 79-80.
Tidak
wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan
kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku
bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu
menjadi orang-orang rabbani ([5]
),
karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap
mempelajarinya.
Dan (tidak wajar pula baginya)
menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia
menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?".
5.
Menyembah Tuhan
yang di sembah oleh kafirin,
atau menukar sesembahan dengan mereka. QS. Al-kafirun: 2-3.
Aku
tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang
aku sembah.
6.
Menyembah hawa
nafsunya. QS. Al-Furqan: 43.
Terangkanlah
kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka
apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,
Syirik ada tiga:
1.
Syirkul khafy
(syirik samar).
Nabi saw bersabda:
“Hai
manusia! Jauhilah syirik-syirik samar. Sahabat bertanya: Ya Rasulallah, apa
syirik samara itu? Beliau menjawab:
“Yaitu seseorang shalat dengan sebaik mungkin dan bersungguh-sungguh karena di
lihat manusia, itulah syirik samar. HR.
Ibnu Khuzaimah, Al-Bani menyebut hadis ini Hasan.
Keterangan:
Amalan ini belum ada maksud memperlihatkan kepada
orang lain. Jika ada maksud maka hukumnya
menjadi syirik kecil.
2.
Syirkul ashghar
(syirik kecil).
·
Riya’
“Sesungguhnya
yang paling aku khawatirkan terhadapmu adalah syirik kecil. Sahabat bertanya:
Apa syirik kecil itu ya rasul ? Beliau menjawab: yaitu riya’ (beramal bukan
karena Allah). HR. Ahmad dan Baihaqi.
·
Bersumpah
bukan atas nama Allah
من حلف بغير الله
فقد أشرك
“Barang
siapa bersumpah dengan selain Allah,
maka sesungguhnya ia telah menyekutukan Allah.” (Shahih, Jami’ Shaghir)
3.
Syirkul akbar
(syirik besar). Seperti macam-macam syirik tersebut di atas ( nomor 1 s/d 6).
Janganlah kamu sembah di samping (menyembah)
Allah, tuhan apapun yang lain. (Qs.
al-Qashash: 88).
4)
Mohon
pertolongan dengan tetap sabar dan shalat. QS. Albaqarah: 45.
Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
5)
Yakin tidak ada pertolongan selain dari Allah. QS. Ali-Imran:
126.
Dan
Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar
gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan
kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[1] Na'budu
diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan
oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena
berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[2] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah:
mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Maksudnya
pertolongan yang bersifat rohani, contoh minta tolong untuk kemudahan usaha /
rizqi dll. Bukan minta tolong yang
bersifat jasmani, contoh minta tolong mengangkat beban berat, mengobati
penyakit dll.
[3] Ada
di antara orang-orang Arab bila mereka melintasi tempat yang sunyi, maka mereka
minta perlindungan kepada jin yang mereka anggap penguasa tempat itu.
[4] Di
antara mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Abiihi
(bapaknya) ialah pamannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar