Istri
shalihah akan mendatangkan keberuntungan
Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah mengisyaratkan ada dua jenis
istri di dunia ini. Yang pertama adalah istri yang mendatangkan kebahagiaan dan kedua istri yang mendatangkan
kesengsaraan.
Seperti apa istri yang mendatangkan kebahagiaan? Berikut ini
empat kriterianya sebagaimana disebutkan dalam hadits:
فمن السعادة المرأة الصالحة تراها
فتعجبك وتغيب عنها فتأمنها على نفسها ومالك. أخرجه الحاكم، وحسَّنه الألباني في "صحيح الجامع".
“Maka diantara keberuntungan adalah istri shalihah yang jika
kamu memandangnya kamu menyukainya, dan jika engkau tidak berada di rumah ia
menjaga kesuciannya serta menjaga hartamu. (HR. Hakim, dianggap hasan oleh Al
Albani dalam kitab shahihil jami’)
1.
Shalihah
Kriteria pertama istri yang membahagiakan adalah shalihah.
Artinya, ia adalah seorang muslimah sekaligus mukminah yang taat kepada Allah
dan rasul-Nya serta taat kepada pasangan hidupnya (suami). Ia benar-benar muslimah
dan dari islamnya yang baik itu dapat diwujudkan dalam bentuk ibadah dan amal
shalih serta akhlaq mulia.
Keislaman dan keimanan ini merupakan kunci utama
istri yang membahagiakan bagi seorang suami muslim. Tidak dapat dibayangkan
jika seorang istri bisa mendatangkan kebahagiaan bagi suami jika mereka beda
aqidah.
2.
Menarik
dipandang
Dalam bahasa hadits tersebut tidak disebut cantik, tetapi
disebut menarik atau membuat kagum suami jika dipandang. Menarik atau
menyenangkan tidak selalu harus cantik. Apalagi, cantik itu relatif. Karenanya
ketika masih sekolah menengah dulu, kelompok wanita cantik tidak bisa menjadi
sebuah himpunan. Tidak bisa dimasukkan dalam diagram venn. Sebab setiap orang
memiliki sudut pandang kecantikan yang berbeda.
Menarik dan menyenangkan itu bisa jadi karena aura
cinta dan pancaran kasih sayang dari wajah istri. Senyum yang tulus juga
membuat seorang istri menarik di hadapan suami. Sebaliknya, seorang wanita
secantik apapun jika selalu cemberut di hadapan suami, ia tak menarik lagi.
Agar menarik dan menyenangkan suami, seorang istri
perlu merawat dirinya. Berhias dengan hiasan yang disukai suami dan memakai
pakaian yang serasi. Sebaliknya, suami perlu memfasilitasi istrinya agar bisa
berhias dengan baik. Membelikan pakaian, kosmetik, dan seterusnya.
3.
Menjaga
kesucian
Kriteria ketiga adalah menjaga kesucian. Terutama saat suami
pergi. Sebab ia berprinsip bahwa dirinya adalah wanita terhormat yang tunduk
kepada aturan Allah dan setia kepada suami. Maka ia menjaga diri agar tidak
berkhalwat, tidak ikhtilat, tidak tabarruj, dan senantiasa menutup aurat.
Bicara pun dijaga, apalagi berdekatan dengan pria yang bukan mahramnya.
Suami yang memiliki istri dengan kriteria begini
menjadi tenang hatinya, damai jiwanya. Ia benar-benar mengecap sakinah dalam
kehidupan berumah tangga.
4.
Menjaga
harta
Kriteria keempat adalah menjaga harta suami ketika sang suami
pergi. Bagi istri model begini, harta suami adalah amanah yang harus dijaganya
dengan baik. Sebab ia sendiri menyadari bahwa harta itu juga untuk dirinya dan
anak-anaknya; selain untuk mustahiq jika mencapai nisab dan haulnya.
Mendapati istri menjaga kehormatannya dan menjaga
pula hartanya, suami tentu bahagia. Ketika pergi bertugas atau berdakwah, suami
tidak disibukkan dengan pikiran macam-macam akibat kecurigaan. Ia juga tidak dibebani
dengan pikiran-pikiran yang berpangkal dari kekhawatiran. Yang ada adalah
ketenangan, kedamaian, kebahagiaan.
Wahai
para istri!!!! jika anda ingin memperoleh keberuntungan dalam berpasangan
dengan suamimu maka jadilah istri shalihah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar